LAPORAN PRAKTIKUM
TITRASI ASAM BASA
KELOMPOK IIIA
Nama Anggota :
1. Afrizal Rahmadi
2. Muhammad Hidayat
3. Hafikri Adriansyah
4. Kurnia wahyuni
5. Listiana
6. Rega Amriz Aulia
1. Afrizal Rahmadi
2. Muhammad Hidayat
3. Hafikri Adriansyah
4. Kurnia wahyuni
5. Listiana
6. Rega Amriz Aulia
TEORI
Titrasi
merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah diketahaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa.
Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan
di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun
titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi
asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi
asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Penambahan
larutan standar di lakukan sampai mencapai titik ekivalen, yakni titik di mana
asam dan basa habis bereaksi. Titik ekivalen dapat di tentukan dengan
menggunakan suatu indikator yang harus berubah warna di sekitar titik tersebut.
Titik di mana perubahan warna indikator terjadi di sebut titik akhir titrasi.
RUMUSAN MASALAH
Berapakah
konsentrasi dari larutan asam cuka(CH3COOH)?
TUJUAN
Untuk mengetahui konsentrasi dari asam cuka
MANFAAT
1. agar
mudah mengerti dan memahami materi mengenai Titrasi Asam Basa.
2. untuk
mengetahui kemolaran dari CH3COOH.
PEMBAHASAN
a. Prosedur
kerja
1.
Alat
dan Bahan
·
Larutan
Asam Cuka(CH3COOH) 50 ml
·
Larutan
NaOH 50 ml
·
Indikator
·
Pipet
Gondok 1 buah
·
Erlenmeyer
2 buah
·
Gelas
Kimia 1 buah
·
Buret
1 buah
2.
Langkah-langkah
Kerja
·
Asam
cuka sebanyak 50 ml di ambil dengan menggunakan erlenmenyer
·
Asam
cuka sebanyak 10 ml diambil dari erlenmeyer dengan menggunakan pipet gondok.
Lalu di beri indikator sebanyak 10 tetes
·
Di
tuangkan ke dalam erlenmenyer
·
NaOH
sebanyak 50 ml di ambil dengan menggunakan gelas kimia, di tuangakn ke dalam
Buret
3.
Melakukan
Titrasi
·
Erlenmenyer yang telah berisi larutan asam cuka dan
indikator di letakkan di bawah Buret
·
Volum
awal ( V awal ) Buret di catat
·
Dilakukan
titrasi sesuai prosedur sampai titik akhir titrasi di capai ( indikator berubah
warna menjadi merah jambu ).
·
Volum
akhir ( V akhir ) Buret di baca dan di catat
·
Kemolaran
larutan asam cuka di tentukan.
b. Hasil
Eksperimen
Dari
eksperimen tersebut maka akan dapat diketahui berap konsentrasi Asam Cuka (CH3COOH)
agar mencapai titik akhir titrasi bila diketahui :
VCH3COOH =
10 ml
a = 1
VNaOH =
Vakhir - Vawal
= 26,7 – 20
= 6,7 ml
MNaOH =
0,1 M
b = 1
Jawaban
a x
VCH3COOH x MCH3COOH = b x VNaOH x MNaOH
1
x 10 x MCH3COOH
= 1 x 6,7 x 0,1
10 MCH3COOH = 0,67
MCH3COOH
= 0,67 : 10
MCH3COOH =
0,067
= 6,7
x 10-2
Jadi
Konsentrasi CH3COOH adalah
6,7 x 10-2
c.
Pembahasan
Berdasarkan
eksperimen yang telah kami lakukan, kami mendapatkan volume awal dari NaOH
yaitu 20 ml dan volume akhir NaOH yaitu
26,7 ml sehingga volume dari NaOH adalah 6,7 ml. Dari eksperimen tersebut kami
mendapatkan hasil bahwa kemolaran/konsentrasi dari asam cuka(CH3COOH)
adalah sebesar 6,7 X 10-2 M.
DAFTAR PUSTAKA
o
http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa
o
Johari, J. M. C. dan M. Rachmawati.
2009. Kimia SMA dan MA(Untuk Kelas XI).
Jakarta:Erlangga.